ü Penyebab:
Cacing Filaria
ü Gejala:
* Demam berulang-ulang selama 3-5
hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
*
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,
ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
*
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar
dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
*
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening,
dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
*
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan
dan terasa panas (early lymphodema)
*Sedangkan
gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap
(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis
skroti).
ü Penularan:
melalui gigitan nyamuk vector. Setelah
tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan
sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut. Penyakit ini
ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular
sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke
orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah
orang tersebut.
ü Pencegahan:
*
membersihkan sarang nyamuk
*menghindari
gigitan nyamuk vector
ü
Pengobatan:
Dietilkarbamasin
{diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik
untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan
mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat.
Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi
samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan
obat simtomatik.
Dietilkarbamasin
tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral sesudah
makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3
jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada
anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat
atau
dalam keadaan lemah.
dalam keadaan lemah.
ü
Lain-lain: Filariasis biasanya
dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang
menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan
(bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity).
Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori[1].
Gejala elefantiasis (penebalan kulit
dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis
limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin,
tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin.
Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella
streptocerca, Onchocerca volvulus,
dan Dracunculus medinensis
(cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di
bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella
perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua
parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus, oleh kopepoda (Crustacea).
Selain elefantiasis, bentuk serangan yang muncul
adalah kebutaan Onchocerciasis akibat
infeksi oleh Onchocerca volvulus
dan migrasi microfilariae lewat kornea. Filariasis ditemukan di daerah tropis Asia, Afrika, Amerika
Tengah dan Selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit. WHO
mencanangkan program dunia bebas filariasis pada tahun 2020
0 comments:
Post a Comment