Human, Girl, Daydreamer

Saturday, March 29, 2014

Bali (cermin)



10:05 am.
Takjub. Itulah kesan pertama Syeca, saat—untuk pertama kalinya—menginjakkan kaki di Pulau Dewata. Ini akan menjadi liburan terbaiknya. Terbayang hari-hari yang akan dijalaninya selama berlibur di Bali. Ia telah menyusun berbagai rencana serta rangkaian kegiatan secara matang-matang, dan tak ada satu hal pun yang mampu mengacaukannya.
                “Syeca, jangan terlalu jauh dari Mama. Bandara ini ramai sekali, kita bisa terpisah,” tegur seorang wanita paruh baya pada Syeca yang masih mematung tak bergeming di tempatnya.
                Seketika seluruh nyawa Syeca kembali, ia tersadar. Ia setengah berlari mengejar Ibunya yang berada agak jauh di depannya. “Ma! Syeca senang sekali berlibur di Bali! It’s gonna be my best holiday, ever! I love you, millions of love, Ma!” ujarnya bersemangat sambil menghambur ke dalam pelukan Ibunya.
***
Masih di hari yang sama. Kali ini menjelang tengah malam. Syeca gelisah menunggu Ibunya yang belum pulang. Beberapa saat yang lalu ia mendengar suara ledakan yang membuatnya ketakutan setengah mati. Ia juga mendengar kegaduhan dari luar kamar hotelnya. 
               Seorang pelayan hotel datang dan membawa berita yang mampu meremukkan rusuk Syeca. Ternyata telah terjadi ledakkan bom, tepat di tempat pertemuan Ibunya. Ibunya beserta beberapa korban lain tewas di tempat. Syeca mematung. Inikah liburan terbaiknya?

0 comments:

Post a Comment

© Teenager Story❦, AllRightsReserved.