“Kalau ada bintang
jatuh, kau ingin berharap apa?”
“Aku hanya ingin
selalu diizinkan untuk pulang lagi.”
***
Di
luar sedang hujan. Tepat ketika bulir kristal bening jatuh dari pelupuk mataku.
Kusesap sekali secangkir coklat hangat, berharap bisa menghangatkanku sebaik
kamu.
Hari
ini aku pulang ke kota kelahiranmu. Kota dimana kita bertemu. Baru saja aku sampai di sini, sudah disambut
oleh pasukan hujan yang melunturkan pertahananku untuk tidak menangis. Entah
mengapa, aku masih belum bisa melepaskan semuanya. Tidak akan bisa.
***
Kota ini masih sama seperti
dulu. Masih sama saat dulu aku kemari bersamamu, saat kita sering luangkan waktu menikmati bersama suasana kota. Duduk
berdua diantara riuh pedagang kaki lima yang menjajakan jajanan khas kota.
Lantunan lagu khas
musisi jalanan menyadarkanku kembali dari hanyut nostalgia. Musiknya membuka
kembali laraku yang telah kehilanganmu.
Walau kini
kau telah tiada, dan tak akan kembali. Namun
di
sini, di kotamu ,hadirkan senyummu yang abadi.
Aku merindukan
percakapan itu, saat kau bertanya tentang harapanku. Kini, di malam sendu ini,
aku berharap…..
0 comments:
Post a Comment