Masa Depan Pendidikan Teknik Mesin di Indonesia1
Djoko Suharto2 dan Andi Isra Mahyuddin 3
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung
Abstrak
Tulisan ini merupakan pandangan penulis mengenai masa depan pendidikan Teknik Mesin di Indonesia dan disampaikan sebagai ”Keynote” pada Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin ke 7 di Universitas
Sam Ratulangi Manado pada tanggal 4 Nopember 2008. Tiga hal pokok disoroti dalam makalah ini, yang pertama adalah usaha untuk membuat
pendidikan Teknik Mesin yang lebih bermakna,
baik untuk
pengembangan
industri di Indonesia maupun untuk berkontribusi
ke industri (pasar) global, yang kedua
adalah antisipasi munculnya ilmu baru pada abad ke 21 serta dampaknya
pada profesi
Teknik Mesin dan
yang
terakhir adalah antisipasi
ketidakcocokan (”mismatch”) perencanaan pendidikan (”education push
factor”) di bidang Teknik Mesin dengan sektor riil di industri (”industrial pull factor”).
Keywords: Masa depan, Teknik Mesin, Indonesia
1. PENDAHULUAN
Melihat masa depan adalah sesuatu hal yang tidak mudah dilakukan dan dalam tulisan singkat ini
penulis berusaha memberikan pandangan berdasarkan pengalaman pengalaman dalam
mengelola
pendidikan Teknik Mesin, bekerja langsung sebagai dosen maupun dari kerjasama dengan industri. Tiga makalah yang telah ditulis sebelumnya dapat diacu sebagai referensi yaitu
1. “How Should We
Educate our Engineers?” (1995)4, 2. “Benchmarking Subtansi Materi Program dan Kinerja Lulusan Pendidikan Tinggi Teknik Mesin” (2005)5 serta 3. “Toward Research University” (2007)6. Acuan lain yang sangat relevan adalah workshop
tentang LBE ( Lab Based Education)
dan UIL (University-
Industry Linkage)
pada bulan Juli
2008 yang diselenggarakan
atas
kerja sama
JICA
(Japan
International Cooperation
Agency) dengan Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember dan Universitas Hasanuddin dimana penulis membandingkan pendidikan di
Fakultas
Kedokteran dengan
pendidikan di Fakultas Teknik. Disamping itu
pengalaman mengelola dan terlibat dalam
kerjasama dengan universitas internasional serta program
kerjasama universitas di Asean dan Jepang memperkaya wawasan penulis dan perlu ditebarkan untuk
staf generasi muda supaya bisa
digunakan untuk mengembangkan pendidikan
Teknik Mesin yang bermutu
di masa depan.
Makalah ini membahas 3 isu penting
yang
menurut penulis sangat relevan pada saat ini. Isu
pertama adalah keterkaitan antara pendidikan Teknik
Mesin dengan industri karena pendidikan “engineering” atau teknologi sudah seharusnya bermuara pada kompetensi (“hard competency”) yang relevan sehingga lulusan yang dihasilkan dapat berkontribusi pada bidang profesinya. Isu ini sangat kritis karena pengembangan industri riil di Indonesia tidak berjalan dengan mulus dan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti kondisi keuangan, iklim investasi, birokrasi dan politik serta kualitas tenaga kerja.
1 Disampaikan pada Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin VII, 4 – 5 November 2008, Manado.
2 Ketua Senat, Fakultas
Teknik Mesin dan Dirgantara, ITB.
3 Dekan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, ITB.
4 D. Suharto and A.I. Mahyuddin, “How Should We Educate Our Engineers?” SEAMEO Colloquium on
Engineering and Technology Education, 9 – 11 Januari, 1995, Jakarta, Indonesia.
5 A.I. Mahyuddin, “Benchmarking Substansi Materi Program dan Kinerja Lulusan Pendidikan Tinggi
Teknik Mesin”, Semiloka Nasional & Best Practice Exchange, Forum Konvensi Nasional Insinyur Mesin,
Jakarta, Indonesia, 2005.
6 D. Suharto and A.I. Mahyuddin, “Toward Research University”, Journal of the Japan Society of Mechanical
Engineers, Vol. 110, No. 1064, 2007.Download file lengkapnya disini!
atau di
https://scholar.google.com/citations?user=YOsTo5gAAAAJ&hl=en
0 comments:
Post a Comment